Langsung ke konten utama

Alam Takambang Jadi Guru - Pepatah Minangkabau

"Alam takambang jadi guru"

Alam takambang jadi guru merupakan pepatah yang berasal dari Minangkabau. Kalau dijadikan bahasa Indonesia dapat berarti “alam terkembang dijadikan guru”. Orang Minangkabau menamakan tanah airnya alam Minangkabau. Alam bagi mereka ialah segala-galanya, bukan hanya sebagai tempat lahir dan tempat mati, tempat hidup dan berkembang, melainkan juga mempunyai makna fisiologi, yaitu alam takambang jadi guru. Semua hal yang ada di sekitar dapat kita jadikan sumber pembelajaran untuk kita terapkan dalam kehidupan. Oleh karena itu, ajaran dan pandangan hidup mereka dinukilkan dalam pepatah, petitih, mamangan serta lainnya.

Alam takambang jadi guru secara tidak langsung tanpa kita sadari kita sudah menerapkan maksud dan tujuan dari kalimat ini, yang mana sekolah atau lingkungan belajar berfungsi sebagai penyedia aneka pengetahuan. Alam sebagai sumber semua pengetahuan dan juga berfungsi sebagai pengoptimalisasi belajar, yang mempercepat pemahaman dan penguasaan di bidang ilmu yang dipelajari, ilmu yang sudah ada merupakan hasil dari pengamatan orang-orang terdahulu ataupun ilmuwan terhadap suatu hal yang ada di alam ini. Contoh nyata dari kalimat ini ialah penemuan teori gravitasi oleh Issac Newton, yang mana ia mengemukakan teorinya tersebut berdasarkan pengamatannya terhadap alam sekitarnya yaitu buah apel yang jatuh dari pohonnya, dengan mengamati dan mempelajari hal tersebut ia dapat menjadikan hal tersebut sebuah ilmu.

            Dahulu ilmu pengetahuan yang kita kenal saat ini belum ada, lalu bagaimana bisa ada, yaitu nenek moyang manusia zaman dahulu mempelajari pola-pola di alam, bagaimana dahulu orang mengenal perbintangan dan hubungannya dengan migrasi hewan ataupun  bagi pelaut berfungsi sebagai petunjuk arah. Manusia mulai memahami ketentuan-ketentuan yang tersebar di alam, kecerdasan manusia mulai meningkat dan pengetahuan manusia mulai berkembang, mereka mendalami hal-hal yang berpengaruh pada kehidupan mereka, yang sedang terjadi dan yang akan datang, hal-hal yang sulit dijadikan mudah dengan perkembangan pengetahuan mereka, semakin dalam pengetahuan yang mereka kembangkan, semakin besar pula kemanfaatannya pada kehidupan mereka.

            Pepatah ini tak hanya mengandung makna ilmu teori saja namun juga mengenai moral kehidupan. Contohnya yaitu tunas atau anak pohon pisang tumbuh mengelilingi dan melindungi induknya, jika dipandang sebagai manusia, kita sebagai seorang anak haruslah menjaga dan melindungi orangtua kita karena dengan kasih sayang dan perjuangan merekalah kita dibesarkan dan menjaga serta melindungi mereka adalah kewajiban kita berikutnya.Contoh lainnya yaitu seperti semut yang mereka hidup dalam kerja sama dan kekompakan dalam berbagai kegiatan mereka, jika diibaratkan sebagai manusia, kita manusia merupakan makhluk sosial yang hidup membutuhkan yang lainnya, tanpa orang lain kita tak akan dapat memenuhi kebutuhan kita, dan sebagai masyarakat, kita haruslah memiliki sifat gotong royong dan tolong menolong, karena itulah gunanya kita bagi yang lainnya.

 

            Pepatah ini mengandung arti agar manusia berusaha menyelidiki, membaca serta mepelajari ketentuan-ketentuan yang terdapat pada alam semesta, sehingga dari pengamatan yang dilaksanakan berkali-kali didapati suatu kesimpulan yang dapat dijadikan guru yang dipelajari dengan seksama merupakan sumber dan bahan-bahan pengetahuan yang dapat dipergunakan dalam mengatur kehidupan manusia. Dan pepatah inilah sebagai dalil bahwa nenek moyang orang Minangkabau mempergunakan alam semesta sebagai sumber  tempat mempelajari pengetahuan yang dapat mengatur masyarakat di segala bidang.

            Semua hal dari alam bisa dijadikan pelajaran dan contoh, semua yang kita lihat dan kita rasakan bisa menjadi ilmu yang sangat hebat bila dicontoh, dipelajari dan diterapkan. Alam menyediakan semuanya, tidak hanya teori namun juga pengalaman. Dan pengalaman akan bisa menjadi pelajaran yang sangat beharga dan tidak bisa dilupakan. Pengalaman hanya bisa didapat saat kita mau untuk beranjak keluar dari tempat kita berlindung, membuka mata untuk melihat betapa besar dan indahnya dunia. Lihat dan rasakan semua yang disajikan alam, dan ambil sebagai pelajaran bagi diri serta kehidupan kita. Disana akan ditemukan semua jawaban dari semua hal yang selalu mejadi pertanyaan dalam diri. Jangan takut dengan hambatan, karena itu akan menjadi sebuah pelajaran beharga dalam hidup. Semakin sering kita melangkah untuk mengambil dan mendapatkan pelajaran dari alam, maka semakin banyak pengalaman yang didapat, dan semakin banyak pengalaman akan semakin mempermudah kita menjalani kehidupan.

 

                                          

 Rafal 29/3/2019

Silahkan tinggalkan komentar di bawah


Komentar